Tuban merupakan salah satu kabupaten di pantai utara Jawa Timur yang mayoritas penduduknya nelayan dan petani. Selain mempunyai potensi yang strategis sebagai salah satu kota pemasok ikan asin dan terasi, Tuban berpotensi juga sebagai daerah wisata. Salah satu potensi wisatanya adalah Makam Sunan Giri. Sunan Giri ialah salah satu sunan dari sembilan wali penyebar Agama Islam di Pulau Jawa. Pada masyarakat Tuban berkembang pula mitologi Rangga Lawe, seorang panglima perang yang gagah berani, yang menjadi kebanggaan masyarakat Tuban. Bangunan yang juga terkenal yaitu kelenteng yang konon merupakan satu-satunya kelenteng di Asia yang menghadap ke laut. Di antara potensi budaya yang patut dibanggakan itu, Tuban juga dikenal dengan kerajinan batik tulis tenun gedog.
Salah satu desa di Tuban sebagai penghasil batik tulis tenun gedog ialah Desa Margorejo. Desa ini berjarak 28 km ke arah barat daya kota Tuban yang berpenduduk 3.750 orang atau 917 kepala keluarga (data tahun 1995). Bagi masyarakat Margorejo, membatik merupakan kegiatan sambilan (waktu luang) yang menghidupinya, di samping bertani sebagai lahan penghidupan utamanya. Selain Desa Margorejo di wilayah Kecamatan Kerek, juga terdapat desa-desa lain sebagai penghasil batik tenun gedog yaitu desa Gaji, Desa Kedungrejo, dan Desa Karanglo.
Istilah batik tenun ‘gedog’, jika ditelusuri asal katanya, konon seperti yang dipercayai sebagai besar masyarakat Margorejo, ‘gedog’ berasal dari suara yang dikeluarkan oleh pemintal dan penenun, ‘gedog…gedog…gedog…’ Motif-motif batik yang terdapat dalam batik tenun gedog adalah motif-motif yang tipikal pesisir. Misalnya motif bunga laut dengan berbagai variasinya, motif binatang. Sangat wajar jika dalam batik tenun Tuban ini bermuncukan motif dengan dasar desain bunga laut, sebab masyarakat Tuban sangat akbrab dengan kehidupan bahari. Keakrabannya dengan flora dan fauna laut tergambarkan melalui imaji-imajinya dalam berbagai hiasan motif batik tenun gedog. Motif-motif lainnya sebagai pelengkap (hiasan) yaitu motif guntingan, kapsaan, campursari, kembang waluh, ganggeng, dan titik (baris).
Kekhasan tenun gedog adalah bahannya yang agak kasar dan warnanya cenderung putih kumal. Bintik-bintik kapas dari proses pemintalan yang tradisional telah menghasilkan tekstur yang khas tenun gedog dengan alat pemintal yang tradisional yaitu gedogan.
Untuk menjadi tenun gedog, terdapat beberapa proses kerja sebagai berikut.
Proses Pertama (memintal serat kapas).
Proses dari buah kapas menjadi benang lawe meliputi beberapa langkah pengerjaan, yaitu:
1. Persiapan bahan baku kapas.
2. Menghilangkan biji kapas (kapas dibibis).
3. Usoni ialah menguraikan (disentangle) serat kapas agar mudah dipintal.
4. Menggulung (roll) untuk kemudian dibuat bulatan.
5. Diantih (spin) dengan menggunakan jontro (alat pemintal, spinning wheel).
6. Dilikasi dengan alat likasan.
7. Distreng/ukel jadi benang lawe.
Proses Kedua (tenun gedogan).
Proses pembuatan kain lawon putihan:
1. Benang lawe (lawe yarn).
2. Benang direbus untuk menghilangkan lemak.
3. Penjemuran benang hingga kering.
4. Benang dikanji (starchel) dengan nasi jagung atau tepung kanji.
5. Disikati dengan serbut kelapa.
6. Penjemuran bennag hingga kering.
7. Benang diulur (extended) dengan alat ringan.
8. Dihani untuk menentukan panjang dan lebar kain.
9. Memasukan benang dalam sisir.
10. Ditenun menjadi kain lawon putih.
Proses Ketiga (membatik lawon).
Proses cipta batik tulis tenun gedog.
1. Kain lawon hasil tenun gedogan.
2. Diputihkan: dicuci dengan campuran thepol.
3. Dijemur hingga kering.
4. Dilengkreng atau dipola.
5. Dilengkapi isen-isen.
6. Ditembok dengan lilin malam.
7. Dicelup warna dasar.
8. Diangin-angin hingga kering.
9. Isen-isen (digambar dengan canitng).
10. Pencelupan dengan warna yang dikehendaki.
11. Diangin-anginkan hingga kering.
12. Akhirnya menjadi kain batik tenun gedog.
Pentahapan proses tersebut di atas merupakan tahapan yang umum yang selalu dilalui oleh setiap perajin batik tulis di Tuban dan justru pada proses seperti itulah kekhasan batik tulis tenun gedog.Sementara itu, tahapan dan waktu proses produksi sebuah batik tulis tenun gedog secara sederhana dapat disusun sebagai berikut:
1. Tahap awal pekerjaan pemintalan untuk satu potong kain lawon dengan ukuran 90 x 250 cm memerlukan waktu sekitar 7 – 9 hari dengan kebutuhan benang lawe sebanyak 5 ukel.
2. Tahap kedua pekerjaan menenun. Untuk menghasilkan satu potong lawon ukuran 90 x 250 cm memerlukan waktu hingga 5 hari kerja.
3. Tahap ketiga pekerjaan membatik. Untuk menyelesaikan satu potong kain batiik ukuran 90 x 250 cm memebutuhkan waktu 3 – 4 hari.
Jadi untuk menyelesaikan satu potong kain batik tulis tenun gedog khas Tuban ini memerlukan waktu kurang lebih 14 – 18 hari kerja.
sumber :
1. Internet
2. Buku Panduan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar